Laman

Sabtu, 20 Maret 2010

Ilmu Santet, Kekuatan Apa yang Menggerakkan?
Pada dasarnya ilmu santet adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memasukkan benda atau sesuatu ke tubuh orang lain dengan tujuan menyakiti. Benda ini bisa saja misalnya sebuah paku atau seekor binatang berbisa yang dikirim secara gaib untuk di masukkan ketubuh seseorang dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Seperti ilmi-ilmu lain yang ada di dunia, santet bisa merupakan ilmu putih atau ilmu hitam tergantung dari penggunaan ilmu ini apakah untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Tetapi dalam aplikasinya ilmu putih ini di padukan dengan ilmu-ilmu lain sehingga bisa dikatakan di selewengkan (dihitamkan) oleh pelakunya, misalnya yang aslinya di gunakan untuk menidurkan bayi yang rewel agar bisa terlelap, oleh maling ilmu ini di selewengkan untuk menidurkan calon korbannya.

Ilmu untuk meluluhkan hati orang yang keras atau kalap tetapi diselewengkan fungsinya untuk membuat orang lain terlena bujuk rayunya. Kasus yang terakhir ini marak yang umum kita kenal dengan istilah gendam. Walaupun proses santet yang gaib ini sulit dimengerti secara ilmu pengetahuan, tapi secara logis santet dapat dimengerti sebagai proses dematerialisasi. Pada santet akan dikirim, bwnda-benda seperti paku, jarum, beling, ataupun binatang berbisa ini diubah dari materi menjadi energi.

Kemudian dalam bentuk energi, benda ini dikirim menuju sasaran. Setelah tepat mengenai sasaran, energi ini diubah kembali menjadi materi. Sehungga apa-apa yang tadi dikirim, misalnya beling dan binatang berbisa akan masuk ketubuh sseseorang yang merupakan sasaran santet. Selanjutnya secara otomatis benda-benda yang tadi dimasukkan melalui santet ini akan menimbulkan kesakitan pada tubuh orang yang disantet.

Berdasarkan dari sumber kekuatannya, santet di bagi menjadi menjadi dua jenis.
Pertama adalah santet yang dalam prosesnya memanfaatkan makhluk gaib seperti jin, setan, dan makhluk gaib lainnya. Dalam pelaksanaanya, pelaku santet akan bekerja sama dengan makhluk gaib sebagai media pengiriman santet.

Untuk mengajak si makhluk gaib untuk di jadikan "kurir" ini tentu saja pelaku santet harus membarika imbalan sesuai yang diminta oleh sang kurir. Imbalan bisa berupa sesaji khusus yang di peruntukkan makhluk gaib sebagai makanan untuknya.

Imbalan juga dapat berbentuk lain sesuai permufakatan makhluk gaib dengan pelaku santet. Setelah imbalan yang di sajikan si sepakati, maka "sang kurir" pun akan melakukan tugasnya membawa santet menuju sasaran.

Ada kasus misalnya sesaji atau imabalan yang disepakati lalai atau ridak dilaksanakan oleh pelaku santet, maka dalam kasus ini bisa saja si makhluk gaib akan meminta tumbal dari pelaku santet. Sehingga bisa di simpulkan hal inilah yang merupakan resiko bagi para pelaku santet.

Kedua, adalah santet yang bersumber dari kekuatan batin. Santet dengan metode ini membutuhkan kekuatan batin yang biasanya diperoleh dari laku spiritual.
Pada saat penggunaannya santet dengan kekuatan batin biasanya dibantu dengan kekuatan visualisasi (pembayangan) yang kuat dari pelaku. Miasalnya santet dengan menggunakan media bambu apus yang ketika hendak di gunakan terlebih dahulu dibacakan mantera-mantera tertentu, setelah itu pelaku santet memusatkan konsentrasi, visualisasi dan berniat menyumbat kubul dan dubur si jabang si jabang bayi (sasaran)

Konon, dengan cara demikian, seseorang yang dituju tidak bisa buang air besar maupun air kecil. Sehingga pada hakikatnya kekuatan santet ini bersumber dari memusatkan kehendak batin saja. Sedangkan peran ritual, seperti membaca mantera atau laku tirakat lain merupakan sarana penunjang yang mampu membantu visualisasi betin sehingga bertambah kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar